
Gambar : gunung meletus.
Indonesia dikelilingi
gunung berapi aktif dan termasuk dalam lingkar gunung api pasifik. Saat ini,
Indonesia memiliki 127 gunung aktif dan beberapa gunung di antaranya kini berstatus
waspada dan siaga.Dari gunung berapi aktif tersebut, beberapa gunung tercatat
pernah meletus dengan dahsyat. Tidak hanya mengakibatkan korban jiwa dalam
jumlah yang banyak, namun juga karena membawa dampak pada negara-negara di
Eropa dan Afrika. Salah satunya adalah gunung kaldera maninjau yang terletak di
Sumatera barat.
Kaldera
Maninjau dibentuk oleh letusan gunung berapi diperkirakan terjadi sekitar
52.000 tahun lalu. Simpanan dari letusan telah ditemukan dalam distribusi
radial sekitar Maninjau yang membentang hingga 50 km di sebelah timur, 75 km di
tenggara, dan barat ke pantai ini. Memiliki volume 220-250 km kubik dan panjang
20 km serta lebar 8 km.
Maninjau
yang merupakan danau vulkanik ini berada di ketinggian 461,50 meter di atas
permukaan laut. Luas Maninjau sekitar 99,5 km² dan memiliki kedalaman maksimum
495 meter. Cekungannya terbentuk karena letusan gunung yang bernama Sitinjau
(Gunung Maninjau Purba).Gunung Maninjau Purba meletus dahsyat sekitar 60.000
tahun yang lalu. Letusan ini menyemburkan 220-250 kilometer kubik rempah
vulkanik yang tersebar hingga radius 75 kilometer dari pusat letusan.
Gunung api
Maninjau yang berkembang di zona Sesar Besar Sumatera itu diperkirakan tiga
kali meletus besar. Masing-masing letusan membentuk kaldera yang saling
menyambung hingga membentuk Danau Maninjau seperti saat ini.Jejak letusan
dahsyat Maninjau tersingkap jelas di Ngarai Sianok di dekat kawasan wisata
Bukittinggi, Sumatera Barat. Lembah
besar itu diapit tebing terjal berona cerah hasil aliran awan panas dan endapan
material jatuhan letusan Maninjau Purba. Ketebalan material letusan yang
terpotong Batang Sianok itu mencapai 220 meter.
Endapan
material letusan Maninjau itu diteliti HD Tjia Geolog dari Universitas
Kebangsaan Malaysia dan Ros Fatihah, peneliti geologi dari Universitas Malaya
yang dituangkan dalam penelitian Blasts from the Past Impacting on Peninsular
Malaysia (2008). Tjia menemukan tiga teras sungai yang menunjukkan terjadinya
tiga periode letusan. Teras pertama berada sekitar 16 meter dari dasar sungai,
kemudian teras kedua menjulang hingga 200 meter dan tidak ada pelapisan.
No comments:
Post a Comment